Melanjutkan pada pembahasan ketiga, Bagi
Arkoun, kisah Al-Qur’an yang dipaparkan untuk memantapkan hakikat-hakikat
sistem aqidah dan syari’ah adalah hasil rajutan imajinasi kelompok sosial yang
tidak bisa mengajukan fakta yang meyakinkan. Memang benar bahwa inti kisah itu
terbentuk dari tunas hakiki yang factual, namun imajinasi umat telah merajut
sejumlah mitos untuk tujuan sakralisasi. Pada titik inilah, menyatu wacana
kisah Al-Qur’an dengan cerita-cerita versi taurat.
Arkoun menulis, “Sebenarnya kisah Al-Qur’an, hadits Nabi,
dan sirah selalu diketengahkan sebagai bentuk argumentasi rasional, padahal
semua cerita itu sangat berutang kepada imajinasi sosial yang mengkristalkan
mitologi yang khas dalam setiap kelompok, dan berperan dalam penguatan
imajinasi itu.” (1)
Sehingga jadilah Al-Qur’an sebagai referensi utama yang
menikmati efek yang canggih dalam tingkat imajinasi sosial, namun tak bernilai
apapun dalam level pengetauan sejarah. (2)
Melihat kondisi seperti ini, analisis antropologis menjadi
begitu penting –terlebih dalam situasi yang bercampur aduk antara aspek realism
dan aspek sakralitas. Mitos – dalam konteks ini sebagaimana pendapat Arkoun –
berarti memaparkan visi tentang peristiwa atau tokoh yang pernah ada dalam
sejarah dan imajinasi rakyatlah yang kemudian bekerja untuk memperbesarnya. (3)
Kondisi yang terjadi pada Al-Qur’an itulah yang yang juga
terjadi dengan Taurat, sebagaimana kata Arkoun, “Cerita-cerita Taurat dan
wacana Al-Qur’an adalah dua contoh ideal dari ungkapan-ungkapan mistis.” (4)
Oleh sebab itu, kisah Al-Qur’an yang
faktual pun hanya berupa representasi dan deskripsi mitos yang dibangun
oleh imajinasi. (5)
Persepsi-persepsi Arkoun semacam inilah yang menikam
langsung dan mencederai sumber Al-Qur’an yang
berasal dari Allah SWT.
Wallahu a'lam
Selesai-red
Selesai-red
(1) Lihat Tarikhiyyat al-Fikr al-‘Arabi, hlm. 14.
(2) Lihat al-Balagh al-‘Arabi, edisi.120, hlm. 12.
(3) Lihat Tarikhiyyat al-Fikr, hlm. 159.
(4) Ibid, hlm. 201.
(5) Lihat Lectures du Qoran, hlm. 13; juga Zhahirat
al-Qira’ah al-Jadidah, hlm. 83.
Izzahdini, 24 Feb 2013
Sumber : Kritik Terhadap Studi Al-Qur'an Kaum Liberal (Perspektif, kelompok gema insani, 2010), oleh Fahmi Salim M.A.
Izzahdini, 24 Feb 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar