Oleh :
(Fitria Izzah Dinnillah / Q120032)
Tidak dapat dipungkiri, bahwa manajemen merupakan suatu hal penting
yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Manajemen menunjukkan
cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
Merupakan rentetan langkah terpadu untuk mengembangkan suatu organisasi.
Melibatkan sumber daya organisasi untuk mecapai tujuan organisasi. Organisasi
apapun selalu membutuhkan manajemen yang baik. Kelembagaan akan berjalan baik
jika dikelola dengan baik. Dan dengan manajemen yang rapi pula, akan membentuk
kinerja organisasi yang baik dan berhasil. Dalam hal ini, akan dijelaskan
manajemen yang lebih menitikberatkan pada manajemen pesantren.
Katakanlah, ketika kita ingin mendirikan sebuah pesantren, maka
yang pertama kali kita lakukan adalah membuat visi, misi dan tujuan yang jelas,
disertai dengan pemahaman yang mendalam terkait hal tersebut. Karena poin ini
merupakan bagian yang sangat penting dalam memberikan arahan yang jelas,
tentang tujuan pendirian pesantren. Sehingga nantinya dapat memudahkan kita
dalam pengambilan kebijakan-kebijakan selanjutnya. Setelah itu melakukan
pembentukan karakter pesantren, disertai
dengan komitmen yang kuat dari subyek pelaku dalam keorganisasian pesantren
tersebut. Pembangunan karakter bagi sebuah pesantren sangat diutamakan.
Mengingat sejarah permulaan Islam, bahwa kesuksesan mereka adalah karena setiap
individu memiliki kesadaran, dan bahwa setiap kita memiliki pertanggung jawaban
kepada Allah atas setiap kepemimpinan dan tindakan kita. Serta berkomitmen
untuk mengimplementasikan arahan dan kebijakan ke dalam tindakan yang istiqomah
dan ikhlas. Untuk penempatan subyek-subyek pelaku dalam keorganisasian
pesantren tersebut, maka perlu diletakkan “orang yang tepat, di posisi/tempat
yang tepat pula”. Jika seseorang mengerjakan sesuatu pada bidangnya, maka ia
akan melihat pekerjaan itu bukan semata-mata sebagai kewajiban, tetapi sebagai
sebuah kenikmatan dan akan menghasilkan sebuah kinerja yang luar biasa. Selain itu, perlunya membangun hubungan atau
ukhuwah yang baik antara atasan dengan bawahan.
Dalam poin ini, diperlukan “kedermawanan” sang manajer atau
pemimpin. Yaitu dengan memberikan reward atau penghargaan kepada bawahan yang
telah melaksanakan tugas dengan baik. Reward tidak harus berupa materi, tetapi
bisa dalam bentuk pujian dan motivasi untuk memberikan semangat kepada bawahan.
Ada baiknya pula, ketika sang manajer dapat memberikan kepuasan individual
kepada subyek-subyek pelaku organisasi. Dengan menyejahterakan kepentingan mereka.
Sehingga dalam poin ini, hal terpenting yang dapat menunjang keberhasilan
organisasi adalah “menggabungkan antara kepentingan organisasi dengan
kepentingan individu”. Karena merupakan suatu kebutuhan alami manusia,
tidak hanya terpuaskan oleh kebutuhan spiritual saja, namun juga kebutuhan
material.
Selanjutnya yaitu perlu adanya “muhasabah” bagi tiap-tiap pelaku
organisasi. Lalu bagaimana perwujudan hal tersebut ?. Yaitu dengan seringnya
bermusyawarah, karena esensi dari musyawarah sendiri adalah bertukar pendapat.
Dengan bertukar pendapat, akan memudahkan dalam menemukan solusi, membuka
pikiran yang lebih segar. Saling memberikan motivasi dan semangat yang baru,
sehingga akan terjalin komunikasi yang baik dalam organisasi tersebut. Selain
itu, untuk mempererat jalinan ukhuwah, ada baiknya, dalam organisasi tersebut
diagendakan pertemuan keluarga pesantren. Jadi tekhnisnya, diberikan giliran
kepada subyek pelaku organisasi tersebut untuk bersedia dijadwalkan pertemuan
di rumahnya. Acara tersebut selain untuk silaturrahmi, juga diharapkan dapat
menguatkan ukhuwah antar subyek pelaku organisasi. Sehingga rasa kekeluargaan
itu akan muncul. Kemudian untuk pembinaan personal, perlu ditumbuhkan juga
sikap tawadhu’ dan ikrom. Sehingga ketika kita melihat potensi
orang lain yang lebih dari kita, menjadi cambukan bagi kita untuk terus maju
dan meningkatkan kinerja diri, serta memberikan apresiasi yang baik kepada
orang tersebut. Dan sebaliknya, ketika kita memiliki potensi yang lebih tinggi
dari orang lain, maka kita harus bersikap rendah hati atau tawadhu’.
Pada akhirnya, inti dari sebuah manajemen adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penggunaan sumber daya dan kepemimpinan. Dan
tiap-tiap tingkatan tersebut memiliki porsi yang berbeda dalam menjalankan
fungsi organisasinya. Sehingga diperlukan pengaturan terhadap pemberian porsi
yang tepat di tiap-tiap tingkatan tersebut, guna mewujudkan tujuan organisasi.
Wallahu 'alam Izzahdini, 02 mei 2013