Halaman

Kamis, 02 Mei 2013

MANAJEMEN PESANTREN


Oleh :
(Fitria Izzah Dinnillah / Q120032)

Tidak dapat dipungkiri, bahwa manajemen merupakan suatu hal penting yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Manajemen menunjukkan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Merupakan rentetan langkah terpadu untuk mengembangkan suatu organisasi. Melibatkan sumber daya organisasi untuk mecapai tujuan organisasi. Organisasi apapun selalu membutuhkan manajemen yang baik. Kelembagaan akan berjalan baik jika dikelola dengan baik. Dan dengan manajemen yang rapi pula, akan membentuk kinerja organisasi yang baik dan berhasil. Dalam hal ini, akan dijelaskan manajemen yang lebih menitikberatkan pada manajemen pesantren.
Katakanlah, ketika kita ingin mendirikan sebuah pesantren, maka yang pertama kali kita lakukan adalah membuat visi, misi dan tujuan yang jelas, disertai dengan pemahaman yang mendalam terkait hal tersebut. Karena poin ini merupakan bagian yang sangat penting dalam memberikan arahan yang jelas, tentang tujuan pendirian pesantren. Sehingga nantinya dapat memudahkan kita dalam pengambilan kebijakan-kebijakan selanjutnya. Setelah itu melakukan pembentukan karakter  pesantren, disertai dengan komitmen yang kuat dari subyek pelaku dalam keorganisasian pesantren tersebut. Pembangunan karakter bagi sebuah pesantren sangat diutamakan. Mengingat sejarah permulaan Islam, bahwa kesuksesan mereka adalah karena setiap individu memiliki kesadaran, dan bahwa setiap kita memiliki pertanggung jawaban kepada Allah atas setiap kepemimpinan dan tindakan kita. Serta berkomitmen untuk mengimplementasikan arahan dan kebijakan ke dalam tindakan yang istiqomah dan ikhlas. Untuk penempatan subyek-subyek pelaku dalam keorganisasian pesantren tersebut, maka perlu diletakkan “orang yang tepat, di posisi/tempat yang tepat pula”. Jika seseorang mengerjakan sesuatu pada bidangnya, maka ia akan melihat pekerjaan itu bukan semata-mata sebagai kewajiban, tetapi sebagai sebuah kenikmatan dan akan menghasilkan sebuah kinerja yang luar biasa.  Selain itu, perlunya membangun hubungan atau ukhuwah yang baik antara atasan dengan bawahan. 

Dalam poin ini, diperlukan “kedermawanan” sang manajer atau pemimpin. Yaitu dengan memberikan reward atau penghargaan kepada bawahan yang telah melaksanakan tugas dengan baik. Reward tidak harus berupa materi, tetapi bisa dalam bentuk pujian dan motivasi untuk memberikan semangat kepada bawahan. Ada baiknya pula, ketika sang manajer dapat memberikan kepuasan individual kepada subyek-subyek pelaku organisasi. Dengan menyejahterakan kepentingan mereka. Sehingga dalam poin ini, hal terpenting yang dapat menunjang keberhasilan organisasi adalah “menggabungkan antara kepentingan organisasi dengan kepentingan individu”. Karena merupakan suatu kebutuhan alami manusia, tidak hanya terpuaskan oleh kebutuhan spiritual saja, namun juga kebutuhan material.
Selanjutnya yaitu perlu adanya “muhasabah” bagi tiap-tiap pelaku organisasi. Lalu bagaimana perwujudan hal tersebut ?. Yaitu dengan seringnya bermusyawarah, karena esensi dari musyawarah sendiri adalah bertukar pendapat. Dengan bertukar pendapat, akan memudahkan dalam menemukan solusi, membuka pikiran yang lebih segar. Saling memberikan motivasi dan semangat yang baru, sehingga akan terjalin komunikasi yang baik dalam organisasi tersebut. Selain itu, untuk mempererat jalinan ukhuwah, ada baiknya, dalam organisasi tersebut diagendakan pertemuan keluarga pesantren. Jadi tekhnisnya, diberikan giliran kepada subyek pelaku organisasi tersebut untuk bersedia dijadwalkan pertemuan di rumahnya. Acara tersebut selain untuk silaturrahmi, juga diharapkan dapat menguatkan ukhuwah antar subyek pelaku organisasi. Sehingga rasa kekeluargaan itu akan muncul. Kemudian untuk pembinaan personal, perlu ditumbuhkan juga sikap tawadhu’ dan ikrom. Sehingga ketika kita melihat potensi orang lain yang lebih dari kita, menjadi cambukan bagi kita untuk terus maju dan meningkatkan kinerja diri, serta memberikan apresiasi yang baik kepada orang tersebut. Dan sebaliknya, ketika kita memiliki potensi yang lebih tinggi dari orang lain, maka kita harus bersikap rendah hati atau tawadhu’.
Pada akhirnya, inti dari sebuah manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penggunaan sumber daya dan kepemimpinan. Dan tiap-tiap tingkatan tersebut memiliki porsi yang berbeda dalam menjalankan fungsi organisasinya. Sehingga diperlukan pengaturan terhadap pemberian porsi yang tepat di tiap-tiap tingkatan tersebut, guna mewujudkan tujuan organisasi.
Wallahu 'alam


Izzahdini, 02 mei 2013